Indonesia adalah salah satu negara paling kaya dalam menghasilkan kain. Hampir di setiap daerah mempunyai budaya yang tercermin dalam jenis kain khasnya masing-masing. Dari cara pembuatannya, kain Nusantara pada umumnya dikenal dengan cara membatik dan dengan alat tenun. Pembuatan satu lembar kain, baik dengan cara membatik maupun menenun, membutuhkan proses yang cukup rumit dan waktu yang sangat panjang, tergantung dari tingkat kerumitan desain motifnya.
Kalau dilihat dari bentuknya, terdapat dua macam, yaitu berupa kain panjang dan berupa sarung. Kain panjang biasanya berukuran 2,5 x 1,1 meter. Sedangkan sarung, adalah lembaran kain dengan ukuran yang sama, namun kedua sisinya disatukan dan dijahit. Baik kain maupun sarung ada yang memiliki motif bertumpal (berkepala), ada pula yang tidak. Dari jenisnya, pada umumnya dikenal tiga macam Kain Nusantara, yaitu Batik, Tenun, dan Songket, yang masingmasing mempunyai keunikan
dan tingkat kesulitan tersendiri dalam proses pembuatannya.
BATIK
Kata �batik� berasal dari Jawa yang merupakan gabungan dari kata �amba� yang berarti menulis dan kata �titik�. Sehingga batik dapat diartikan menulis dengan titik. Batik adalah kerajinan dengan nilai seni tinggi yang menjadi bagian dari budaya Indonesia, khususnya Jawa, sejak zaman kerajaan Majapahit. Selanjutnya pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman Kerajaan Mataram, terutama di wilayah Solo dan Yogyakarta. Pada awal pengembangannya, hanya dikenal jenis Batik Tulis. Sementara Batik Cap, baru dikenal sekitar tahun 1920. Pada 2 Oktober 2009 UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya dari Indonesia, sehingga kini semakin banyak masyarakat menggunakan batik sebagai busana sehari-hari. Ini merupakan angin segar bagi para perajin batik, karena mereka akan dapat terus berkarya dan mengembangkannya menjadi sebuah industri kreatif berbasis budaya.
TENUN
Tenun merupakan salah satu ciri khas warisan budaya Indonesia yang dikerjakan menggunakan alat tenun tradisional dengan berbagai motif. Motif dalam kain tenun menggambarkan berbagai informasi mengenai masyarakat di daerahnya masing-masing, yaitu biasanya berkaitan dengan kepercayaan, adat istiadat, hingga kejadian-kejadian sejarah. Wilayah penghasil tenun di Indonesia terbentang dari barat hingga ke timur. Beberapa daerah penghasil tenun di Indonesia adalah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, dan lain-lain. Tidak sedikit desainer Indonesia yang sudah membawa tenun ke
pentas tingkat internasional. Hal ini menjadi inspirasi global dalam mengembangkan tenun, dengan berminatnya Laura Miles, desainer dari Inggris untuk menggunakan tenun. Bahkan yang cukup membanggakan adalah dua merek internasional, Gucci dan Christian Dior, telah menggunakan tenun Indonesia dalam varian produknya.
SONGKET
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun dan kemudian menyelipkan benang emas. Versi lain kata songket berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai. Jadi, menyongket diartikan �menenun dengan benang emas dan perak�.
Songket adalah kain tenun mewah yang biasa dikenakan saat perayaan atau pesta dan dulunya hanya dipakai oleh golongan bangsawan. Motif hias songket biasanya berbentuk geometris atau mengambil bentuk flora dan fauna, yang mempunyai arti baik. Misalnya bunga cengkih, bunga tanjung, bunga melati, dan bunga mawar yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki, dan segala kebaikan. Konon, kain songket yang keemasan dikaitkan dengan kegemilangan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Oleh sebab itu, pusat kerajinan songket paling terkenal di Indonesia adalah kota Palembang, yang menghasilkan songket terbaik di Indonesia, diukur dari segi kualitasnya. Hingga kini, penggunaan songket masih terbatas pada acara-acara resmi atau erkaitan dengan perayaan.
+ komentar + 1 komentar
bok regane rak nguati tenan.... tapi jos ancen Jepara
Posting Komentar